
Balikpapan- Konser Iwan Fals Menghibur Waraga Kota Balikpapan Tampil Selama 2 Jam Dan Membawakan 15 Lagu Bertempat Di Gedung Sport and Convention Centar Dome Balikpapan Dalam Perhelatan (67.
Iwan Fals Menuntaskan Janjinya Membawakan 15 Lagu, Diselingi Daman Pengantar Berisi Harapan, Cita-Cita, DOA, Kritik, Saran, Dan Humor, Iwan Fals Dan Band Tampil Selama 120 Menit Lebih Di Depan Tak Kurang Dari 5 Ribu Penonon Penit YoNeK.
Bila dalam leta sang sehari seebelumnya fals, kini 60 tahun, Tampil Daman Jumpsuit Baju Terusan Ala Pilot Pesawat Tempur, Malas Ini Bang Iwan Meni Dirinya Sendiri Dengan Jak Jak Jeans Dan Kaos, Walaup Warapiup Warapiup Jak Jak Jak Jak Jak Jak Jak Jak, Dan Kaos, Wurion, Dan Kaos, WALAUPAUP SENTA JAKEN JAKEN JAKEN DANAUP, DAN KAOS, DAN KAOS Au.
Beberapa Menit Jelang Pukul 9 Malam, Iwan Fals Membuka Konser Kembaliya Ke Balikpapan Delangan “Sobat”. Serentak Para Penonton Kompak Bernyanyi Membentuk Paduan Suara Yang Menggetarkan.
Lagu-lagu setelah anda pun dapat Perlakuan Sama. Galang Rambu Anarki Yang Diberi Sentuhan Heavy Metal, Buku Ini AKu Pinjam, Pesawat Tempurku, Dan Balada Orang-Orang Pedalaman Album 1910, Yang Terlupakan Diri Mata Dewa 1989, Sampai Aku Biban Darihan Bersama dengan Kelu.
Di Semua Lagu Itu, Penonton Beragam Usia Penggemar Penyanyi Negara, Pop-Rock, Delan Tema-Tema Cinta Sederhana Atau Kritik Sosial, Turut Buka Mulut Dan Bernyanyi Bersama.
Menjelang Akhir Konser Barulah Lagu-Lagu Kelas Berat Delangan Syair-Syair Puitis-Satir Dari Album Swami Ditampilkan. Berturutan Bento Dan Hio Digeber Iwan Bersama Para Musisi Muda Pengiringnya.
Dari Bento Yang Jenaka Dan Mengolok-Colok, Penonton Lalu Dibawa Ke Hio Yang Mistis. Para Orang Indonesia (oi, basis Penggemar Iwan Fals) di Depan Panggung Pun Mengangkat Tangan Ala Tari Kecak Di Bali Begitu Tiba Di Bagian Yang Aslinya Dibawakan Penyanyi Sawung Jabo, Yang Bernada Rendah Dan Lirih.
Setelah Itu, Ketika Iwan Dan Para Penonton Tarik Napas Setelah Hio Yang Dinyanyikan Hingga 10 Menit, Intro Lagu Kemesraan Dari Album Keroyokan Para Artis Musica Di Tahun 1988 Delangan Desiran Keyboard Yang Khas Mulai Mengalam.
Lagi-Lagi Koor Membahana. Iwan Mengajak Satu Penonton Naik Ke Panggung Dan Turut Bernyanyi Bersama. IA JUGA Mengucapkan terimakasih atas Sambutan Penonton Yang Melebih Harapanyaa.
“Terimakasih, CES,” Kata Iwan, Dalam Sapaan Khas Balikpapan Pada Sahabat Dan Teman Dekat.
Meski punya Lagu Yang Bernada Mengolok Tentara Seperti Serdadu, Atau Mengkritik Terbuka Seperti Para Tentara, Virgiawan Listanto Adalah Anak Tentara. Ayahnya, Harsoyo, Prajurit Gelan Pangkat Terakhir Kolonel Anumerta.
ADA JUGA Permintaan Lagu Yang Terlewatkan. Sorak-Sorak Penonton Minta Lagu Ibu Dibawakan, Tak Keburu Dinyanyikan Sang Maestro.
Lagu IBU RUGA LAGU Kesayangan Danlanud Kolonel Penerbang Sidik Setiyono. Lagu IBU Berkisa Tentang Perjalan Seoran Perempuan Mengurus Anaknya, Ragu Kerinduan Seorang Anak Akan Ibunya. Tak Urung, Bang Iwan Sempat Minta Maaf Sehari Sebelumnya di sesi jompa Penggemar.
Lagu Itu Spesial, Kata Iwan, Karena Semua Orang Punya Ibu, Dan Perlu Persiapan Mental Tersendiri Menyanyikananya.
Panitia Mencetak Hingga 2.500 Tiket, Kurang Sedikit Dari Kapasitas Maksimal Dome. Tiket Paling Murah Adalah Kelas Festival Seharga Rp400 Ribu per lemar.
“Fultuk Menonton Iladia, Legenda Hidup Musik Indonesia, Penghibur Kaum Kusam, Tidak Apa,” Kata Agung, Anggota oi Balikpapan Dan Mengawal Temannya Yang Dara Dari Oi Banjarmasin, Kota 600 KM Selatan Kota Minak.
Memuat