Samarinda – Pemerintah provinsi Kalimantan Timur Menunjukkan Komitmenny Dalam Meningkatkan Kualitas Layanan Kesehatan, Khususnya di Bidang Urologi, Daman Mengadopsi Teknologi Urologi Berstanda Amerika.
Inisiatif ini diwujudkan melalui lokakarya bedah intrograde intrograde intrograde (rirs), sebuah metode canggih dalam penangana batu ginjal, yang diselenggarakan di rsud abdul wahab sjahranie samaininda paula 18-19 di rsud abdul wahab sjahranie samaininda paula 18-19 di rsud 202.9.
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, Menjelaska Bahwa Lokakarya ini Bertjuuan untuk memperpat adopsi, sebuah prosedur minimal invasif paugolusi alana batangan batu ginjal dan masalanah sada salis.
Dalam Rirs, Urolog Menggunakan Ureteroskop Fleeksibel Yang Dimasukkan Melalui Saluran Kemih Untuce Mencapai Lokasi Batu Ginjal, Lalu Menghancurkanana Menggunakan Laser.
Metode ini Menawarkan Berbagai Keimpulan Dibandingkan Prosedur Konvensional Seperti PCNL (nefrolithotomy perkutan). Rirs Tidak Memerlukan Sayatan, Sewingga Meminimalkan Risiko Infekssi Dan Komplikasi, Serta Mempercepat Waktu Pemulihan Pasien.
Keuntungani ini SANGAT Signifikan Terutama untuk Batu Berukuran Kecil Hingga Sedang, memuncinkan Pasien untuk pulih lebih cepat Morbiditas Yang Lebih Rendah.
Transfer memastikan yang tak kagum, Pengetahuan Yang Optimal, Lokakarya ini, Menghadirkan Langsung Pakar Rirs Dari Amerika Serikat: Profesor Michael Grasso Dan Doktor Mitchell Fraiman. Mereka Didampingi Oleh Dokter Ahli Urologi Indonesia, Dokter Boyke Soebhali Dan Dokter Ricky Agave.
Sebanyak Delapan Dokter Spesialis Urologi Dari Berbagai Kota Di Indonesia, Termasuk Balikpapan, Samarinda, Sanganta, Tenggarong, Bandung, Surabaya, Dan Bali, Turut Serta Sebagai Peserta.
Jaya Mualimin Berharap Lokakarya ini dapat meningkatkan kompetensi multidisiplin para peserta melalui kombinasi pembelajaran teoritis, pelatihan praktis, dan pertanganan pengetahuan Berbasis bu. “Kami Berharap Lokakarya ini Berjalan Lancar Dan Dapat Menularkan Ilmu Kepada Dokter Urologi Lainnya,” Ujarnya.
Plt Direktur RSUD AW Sjahranie, Indah Purpita Sari, mengakui bahwa adopsi RIRS masih menghadapi beberapa tantangan, termasuk variasi anatomi pasien, risiko komplikasi, serta kebutuhan akan keahlian teknis tinggi dan ketersediaan teknologi canggih. Survei OLEH Asosiasi Urologi Eropa (EAU) Bahkan Menunjukkan Bahwa Kurangnya Ketersediaan Teknologi Pendhalang Utama Adopsi Perkembangan Terbaru Pada Rirs.
Meskipun Demikian, Indah Purpita Sari Optimis Bahwa Pertukaran Ilmu Ini Akan Signifikan Meningkatkan Layanan Urologi di Kaltim. “Setelah Pelatihan ini, Kami Optimis Tidak Hanya Dokter Urologi di Rsud Aw Sjahranie, Tetapi Seluruh Indonesia Bisa Mengaplikasikan Dan Menularkan Teknologi Ini Di Rumah Sakit Masing-Masing-Masing,” Ucapah.
Ia Rona Menyatakan Harapanyaa Agar Melalui Lokakarya ini, rsud aw sjahranie dapat layanan urologi paripurna, terutama penggara potensi penambahan transplantasi ginjal menggunakan metode rirs sebagai bar.
Adopsi Teknologi Urologi Ala sebagai ini menjadi langkah Maju Pemprov Kaltim Dalam Menghadirkan Layanan Kesehatan Kelas Dunia Bagi Masyarakatnya. (Adv/Diskominfo Kaltim)
![]()